Gambar Sampul Seni Budaya sm.1  · Bab 7 Seni Peran
Seni Budaya sm.1 · Bab 7 Seni Peran
Zackaria Soetedja, Dewi Suryati, Milasari, Agus Supriatna

24/08/2021 12:25:45

SMA 10 K-13 revisi 2017

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

150

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

semester 1

BAB 7

Setelah mempelajari Bab 7 peserta didik diharapkan dapat:

1.

Mengidentifikasi pengertian seni peran.

2.

Membedakan ragam jenis seni peran sesuai kaidah teater

tradisional.

3.

Mengidentifikasi unsur seni peran sesuai kaidah teater tradisional.

4.

Memeragakan teknik seni peran sesuai kaidah teater tradisional.

5.

Menginterpretasi karakter tokoh seni peran bersumber lakon teater

tradisional.

6.

Berlatih seni peran sesuai karakter tokoh yang dibawakan bersumber

lakon teater tradisional.

7.

Menampilkan seni peran sesuai karakter tokoh yang dibawakan

bersumber lakon teater tradisional.

Seni Peran

PETA MATERI

Pengertian

Seni Peran

Ragam Jenis

Seni Peran

Teknik

Seni Peran

Unsur-unsur

Seni Peran

Seni Peran

Kreativitas

Seni Peran

Mengobservasi Seni Peran

Menginterpretasi Karakter

Tokoh Seni Peran

Melatih Seni Peran

Menampilkan Seni Peran

Seni Budaya

151

Pengantar

Mengawali pembelajaran seni teater, khususnya seni peran dalam kaitan

teater tradisional sebagai salah satu unsur penting dalam seni teater. Alangkah

baiknya, kamu untuk mengetahui dan memahami diri sendiri dan keberadaan

orang lain di sekitar tempat tinggalmu. Setiap hari dan rentang waktu yang

dijalani mengantar usiamu untuk menimba pengalaman dari bagian perjalanan

hidupmu. Pengalamanmu sangatlah berbeda dengan temanmu.

Setiap orang, mendambakan kehidupan damai dan penuh cinta kasih

antar sesamanya. Namun kenyataan yang ada, kamu rasakan tidaklah

demikian. Gejolak hadir membayangi kedamaian. Cinta kasih terkubur karena

salah paham, ambisi, angkuh, kesombongan, dan seterusnya Gejolak, berontak

dari ambisi pribadi dan keserakahan manusia menentang kenyataan,

penyelesaiannya sangat bergantung pada watak seseorang. Tidak mustahil dari

gejolak antara harapan dan kenyataan menimbulkan pertentangan (konflik)

dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, suatu

pilihan dan keputusan bijak dari peran yang dijalaninya, penting untuk

dipahami dan dimaknai menjadi pengalaman hidup yang berharga.

Coba merenung sejenak! Perhatikan orang-orang di sekitarmu! Apa yang

kamu lihat? Kamu alami? Kamu rasakan? Kamu pikirkan? Kamu pahami?

Dengan banyaknya mengapresiasi keragaman prilaku dan kebiasaan orang,

gaya bicara, kedudukan, ciri-ciri fisik dan kejiwaan seseorang di sekitarmu

upayakan menjadi modal atau sumber dalam melatih kepekaan pikir, kepekaan

rasa dan kepekaaan wicara. Hal ini merupakan modalitas kamu dalam

menghadirkan sosok peran di atas pentas dalam pembelajaran seni peran.

Sudah barang tentu, harus dibedakan antara peran kamu dalam kehidupan

sehari-hari dengan sosok peran yang akan kamu bawakan melalui seni peran

di atas pentas kesenian.

Ingat, seni peran dengan watak peran yang hadir bersifat; hitam putih,

canda serius, pemarah, pemurah, tragis romantis, baik buruk dan seterusnya

adalah karakteristik manusia yang dipilih dan diangkat sebagai pola konflik

cerita dari peran dalam mengusung simbol estetis dan nilai-nilai moral yang

ditawarkan. Watak atau karakteristik orang atau tokoh yang khas, unik dan

mempesona biasanya sangat berkesan dalam ingatan. Begitu pula dengan

orang lain ketika melihat kamu berperan aktif dan mempesona dengan

menampilkan seni peran dari suatu tokoh cerita ke dalam wujud pentas seni

teater.

152

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

Dengan penuh kesadaran, berperan aktif, tanggung jawab, saling

menghormati kelebihan dan kelemahan kemampuan seseorang. Termasuk

keterbatasan kemampuan kamu dan teman kamu adalah inti dalam memaknai

hidup dalam suatu keragaman dan kekhasan (keunikan) yang dihadapi

manusia adalah sumber kreativitas mendalami seni peran melalui pembelajaran

seni teater yang akan kamu ketahui dan ikuti.

Setelah kamu menyaksikan pementasan seni teater di gedung pertunjukan,

di tengah lapang, di media sosial, di layar kaca (televisi) dan layar perak

(bioskop). Unsur seni peran apa saja yang kamu lihat dan berkesan? Coba

kamu amati gambar di bawah ini, untuk mengidentifikasi karakter peran

dalam mengawali pembelajaran seni peran!

1

4

7

2

5

8

3

6

9

Sumber: Dok. Penulis

Seni Budaya

153

1.

Gambar manakah yang menunjukkan jenis seni peran yang kamu ketahui?

2.

Dapatkah kamu memeragakan salah satu adegan seni peran berdasarkan

gambar tersebut?

3.

Apa perbedaan yang menonjol berdasarkan karakter tokoh seni peran

dari contoh gambar tersebut?

4.

Dapatkah kamu mengidentifikasi pengertian seni peran dari contoh

gambar tersebut?

5.

Bagaimanakah pendapat kamu terkait keberadaan aktor dan aktris seni

teater tradisional yang ada di daerahmu?

No

Gambar

Nama Peran

Ragam Gaya Seni Peran

Uraian

Komikal

Realistis

Agung

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kamu perhatikan gambar tersebut lebih seksama, kemudian jawablah

pertanyaan di bawah ini!

Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokkan

dan isilah kolom tabel di bawah ini sesuai dengan ragam seni peran

dalam pementasan teater tradisional yang kamu ketahui!

154

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

Format Diskusi Hasil Pengamatan

Nama Kamu

:

NIS :

Hari/Tanggal Pengamatan

:

Nomor

Gambar

Nama

Peran

Unsur Karakter Peran

Uraian

Kedudukan

Peran (Baik atau

Jahat)

Ciri Fisik

(Unsur Tubuh )

Ciri Psikis

(Unsur

Kejiwaan)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Agar kamu lebih mudah memahami, bacalah tentang teori dan konsep

seni peran beserta unsur-unsur yang melingkupinya. Selanjutnya, kamu

lakukan pengamatan terhadap karakter peran dengan melihat pementasan

langsung atau menonton tayangan dari video, media sosial, televisi serta

membaca referensi dari berbagai sumber belajar

Setelah kamu mengisi kolom tabel tentang ragam seni peran, kemudian

diskusikan dengan teman-teman kamu dan isilah kolom tabel berikut di

bawah ini!

Seni Budaya

155

A. Pengertian Seni Peran

Seni peran merupakan unsur penting dalam

pementasan teater. Mengapa demikian? Karena

tanpa kehadiran seni peran yang dilakukan

seorang atau banyak orang selaku pemeran di

atas pentas tidak mungkin terjadi peristiwa

teater. Oleh karenanya, pembelajaran pertama

dan utama dalam seni teater yang kamu harus

pahami adalah teori, konsep, teknik dan

prosedur tentang seni peran.

Seni peran secara

etimogis

(bahasa Inggris)

berasal dari kata “

to act to

” yang berarti berbuat,

bertindak, melakukan atau berbuat menjadi

atau berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya.

Dari kata “

to act”

lahirlah istilah

actor

dan

actris

.

Actor

adalah pemeran, pelaku atau pemain

untuk pria dan

actris

istilah penamaan untuk

pemain

wanita

.

Oleh karenanya berbicara

masalah pemain yang memiliki padanan; aktor,

aktris, pelaku, atau pemeran kehadirannya tidak

dapat lepas dari seni peran.

Keragaman seni teater yang kita miliki dan

kita ketahui, baik teater tradisional maupun

teater non tradisional (transisi, modern, dan

kontemporer) memiliki jenis dan bentuk

pementasan yang khas. Kekhasan ragam teater

tradisional dan ciri-ciri kehadiran seninya di

setiap suku dan masyarakat Indonesia sangat

berhubungan erat dengan kehidupan secara

adat dan upacara yang mengantarkan pada

pembahasan seni peran dalam teater tradisional.

Perlu Kamu ketahui bahwa teater tradisional

yang tumbuh dan berkembang di daerah bersifat

khas dan unik, dilihat dari unsur-unsur

pembentuk seninya dapat dibedakan menjadi

dua bentuk pementasan, yakni teater tradisional

Sumber: Dok. penulis

Gambar 7.1 Prabu Cakradewa

Seni Peran Gaya Agung

Lakon Sang Prabu Borosngora

Sumber: Dok. penulis

Gambar 7.2 Peran Bapak Haji Seni

Peran Gaya Realistik Lakon

Kabeureuyan

156

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

rakyat dan teater tradisional istana. Terkait

dengan media ekspresinya dapat pula dibedakan,

yakni teater manusia dan teater boneka.

Berdasarkan struktur pementasan teater

tradisional, mulai dari pementasan musik dan

tarian pembukaan, lawakan atau bodoran,

babak drama atau lakon yang dibawakan sampai

musik penutup dalam membawakan seni

perannya dapat dibedakan menjadi tiga jenis

(gaya). Seni peran dalam teater tradisional

rakyat, menurut Sembung, (1992:33) dapat

dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu; “ seni

peran komikal, seni peran realistik, dan seni

peran dengan gaya agung “. Seni peran gaya

komikal biasanya hadir ketika pelawak mulai

muncul atau tampil dalam adegan

comic relief

(bagian komik). Seni peran gaya realistik

biasanya ditampilkan oleh pemeran lainnya

dalam membawakan lakon bersumber

kehidupan sehari-hari (sejarah) / realistik,

sedangkan seni peran dengan gaya agung

biasanya dilakukan pemeran dalam

membawakan cerita atau lakon kerajaan (babad,

mitologi, dst,). Karena lakon yang dibawakan

pada teater tradisional rakyat tidak berdasar

pada naskah tertulis, tetapi garis besar cerita

atau lakon (

bagal, bedrip

) maka setiap pemeran

tidak menghafalkan dialog untuk kebutuhan

pentas melainkan

improvisasi

(aksi spontan).

Jika Kamu perhatikan pementasan teater

tradisional (rakyat dan istana), setiap pemeran

memiliki kemampuan ganda dalam

membawakan seni peran. Disamping memiliki

keterampilan dalam gaya membawakan peran

tokoh lakon cerita, juga mereka terampil dalam

bernyanyi, menari, memainkan, dan memahami

iringan musik. Sebagai contoh, peran tokoh

putih dan hitam (pendekar-penjahat) dalam

pementasan teater rakyat sebelum

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.3 Peran Pendekar

Seni Peran Gaya Realistik

Lakon Si Ridon Jago Karawang

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.4 Peran Pendongeng

Seni Peran Gaya Realistik

Pertunjukan Teater Tutur PMtoh–Aceh

Seni Budaya

157

menyampaikan dialog dengan membawa pesan

cerita atau lakon selalu di awali dengan menari,

bahkan di tengah-tengah adegan atau babak

kadangkala mereka pun melakukan bernyanyi.

Dengan keterbatasan yang dihadapi dan ciri

kesederhanaan yang nampak pada pementasan

teater tradisional rakyat dari para pendukung

dalam membawakan peranannya pada lakon

yang digelar, ternyata dengan sikap terus

berulangnya satu cerita atau dalam kapasitas

cerita yang terbatas akhirnya para pemainnya

pun terlatih untuk mendalami dan menjiwai

masing-masing peran dalam

tipe casting

(peran

tetap) tertentu.

Dengan demikian bahwa seorang pemeran

dalam pementasan teater rakyat dituntut tidak

sekedar dapat berdialog melalui kata-kata atau

gestur

tubuh, tetapi harus memiliki kemampuan

menari (

pencak silat

,

tari gelombang

, dan

seterusnya), menyanyi, menabuh, dan

memahami iringan musik. Contoh lain, seorang

Dalang

Wayang (

Golek, Cepak, Kulit

, dst) dalam

pementasan teater tradisional istana, disamping

mereka fasih dalam menuturkan cerita melalui

dialog atau tanpa dialog juga cekatan dalam

bernyanyi (

antawacana, suluk

, dst) dan terampil

menarikan peran tokoh wayang sesuai watak

tokoh dan iringan musik.

Seni peran dalam perkembangannya lebih

populer dikenal dengan istilah seni

acting

.

Seorang pemain dalam melakukan perannya

dikenal dengan kata; aktor, aktris, pemain,

tokoh, pemeran dan seterusnya Aktor, aktris,

pemain, tokoh, pemeran merupakan inti atau

unsur utama dalam seni peran. Oleh karenanya,

tanpa kehadiran seorang pemain dalam

pementasan tidak akan terjadi peristiwa

pementasan seni. Namun perlu diingat, dalam

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.5 Peran Dalang

Gaya Agung –Teater Boneka

Lakon Mahabarata dan Ramayana

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.5 Peran Dalang

Gaya Agung –Teater Boneka

Lakon Mahabarata dan Ramayana

158

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

seni peran, baik teater tradisional mau pun

teater pengembangan atau teater modern agar

terjadi komunikasi antar para pemain dan

penontonnya ada beberapa hal unsur penting

yang harus diketahui, antara lain sebagai berikut.

1)

Adanya kerja keras, kerja sama yang baik antar

pemain dan sutradara dalam membangun

irama permainan dalam seni peran. Selain

itu juga keterlibatan dengan beberapa unsur

artistik pentas yang melingkupi tokoh dalam

suatu adegan, babak atau disebut dengan

kepekaan ruang dalam membangun

atmosfir

pementasan.

2)

Menghindari terjadinya kesalahan

pemilihan tokoh atau

miss casting

dalam seni

peran, sehingga terjadi

over acting

(akting

yang berlebihan) atau

under acting

(akting

dibawah standar, kurang ekspresif dari

tuntutan peran yang dibawakan)

.

Pemain,

aktor, aktris yang baik adalah manusia kreatif

yang selalu berinsiatif untuk mendadani dan

menyempurnakan tubuhnya, mentalnya,

sosialnya tanpa harus menunggu perintah

orang lain, tetapi bersifat patuh atas arahan

sutradara.

3)

Adanya keberanian untuk mencoba dan gagal (

trial and error

). Pada

dasarnya suatu keberhasilan, kamu harus meyakini dari kegagalan. Itulah

pentingnya suatu kegigihan dan kemauan yang keras perlu ditanamkan

oleh kamu menuju keberhasilan yang diharapkan.

4)

Memiliki wawasan dan suka bergaul. Oleh karena itu, disyaratkan untuk

gemar membaca, menonton pementasan dan harus peka terhadap

kejadian sekitar dan isu-isu yang aktual untuk melatih ingatan dan emosi

kamu sekaligus sebagai bahan apa yang akan dibicarakan dalam tematik

cerita.

5)

Harus percaya diri, memiliki kesadaran potensi atas kelebihan dan

kekurangan diri sendiri. Tidak sedikit orang di sekitar kita memiliki;

kecantikan, ketampanan, jelek, pendek, jangkung atau postur tubuh tidak

ideal, tidak menarik dan menjadi pusat perhatian orang lain. Akan tetapi

Setelah kamu belajar

tentang penngertian

seni peran, jawablah

beberapa pertanyaan

di bawah ini!

1.

Apa yang

dimaksud dengan

seni peran atau

akting?

2.

Apa perbedaan

seni peran teater

rakyat dan teater

istana?

Apa yang harus kamu

lakukan agar seni

peran yang kamu

bawakan, dapat

mempesona ?

Seni Budaya

159

dengan ketampanan, kecantikan di atas rata-rata atau di bawah rata-rata

dan ditunjang dengan kemampuan lebih dari dirinya menjadi luar biasa

dalam bidang seni peran. Contohnya; Reza Rahardian, Dude Herlino,

Olga Syahputra (Alm), Sule, Adul, Ucok Baba, Soimah, , Christine Hakim,

Deddy Miswar, dan beberapa pemain primadona yang ada di daerah kamu,

dan seterusnya

Untuk mengetahui dan mengalami pembelajaran seni peran, perlu diingat

para pakar teater atau teaterawan berpendapat bahwa seorang aktor, aktris,

pemain adalah seperti halnya tanah lempung atau tanah liat yang siap dibentuk

menjadi apa saja. Artinya, bahwa aktor atau seorang pemain itu sebagai bahan

baku mampu menjadi media melalui kepekaan; tubuh, rasa dan suara dalam

membawakan peran dari tuntutan lakon (cerita) yang diekspresikan secara

estetis melalui simbol atau lambang audio (suara, kata-kata), visual (gerak

tubuh) dan penjiwaan (penghayatan peran) di atas pentas.

Dengan demikian kepekaan dan mengolah kesadaran terhadap unsur

seni peran yang melingkupinya mampu menampilkan perannya sesuai watak

peran dengan takaran pas, sehingga mampu mengundang pesona,

greget, taksu

dalam suatu pementasan. Artinya, dalam seni peran akan dialami dan

ditemukan persoalan takaran atau ukuran dalam menciptakan irama

permainan apakah lebih mengarah pada “

over acting

“ atau akting yang

berlebihan atau bersifat “

under acting

” atau akting dibawah ukuran atau

takaran yang seharusnya, sehingga irama permainan menjadi monoton, tidak

berkembang, menjemukan, membosankan lawan main dan penonton.

Dalam seni peran terjadi kebebasan tafsir, orsinil, bersifat laku jujur atas

peran yang diemban para pemainnya. Peran yang sama dari satu lakon dari

pengarang yang sama, diperankan oleh seseorang dapat terjadi perbedaan

penafsiran dalam membawakan seni peran . Hal ini terjadi, karena jam terbang

dan pengalaman dalam dunia seni peran yang berbeda dan itulah membuktikan

bahwa dalam dunia seni peran terkandung nilai kejujuran tanpa manipulasi.

Penghargaan baik tidaknya atau memikat tidaknya seni peran yang dibawakan

oleh seseorang hanya dapat diberikan oleh penontonnya, bukan atas penilaian

diri sendiri pemain atau aktor.

Berdasarkan jenis dan bentuk teater tradisional tersebut sangat

mempengaruhi ciri atau identitas pembentuk seninya, termasuk di dalam hal

seni peran. Terkait dengan seni peran yang dibawakan para aktor, aktris,

pemain, termasuk kamu dalam seni peran teater tradisional dapat dikemukakan

sebagai berikut.

160

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

Tabel 7.1

Ciri-Ciri Seni Peran Teater Rakyat dan Teater Istana

No.

Seni Peran Teater Tradisional

Rakyat

Istana

1

Tidak ada naskah tertulis, lakon

disampaikan dalam bentuk bagal, bedrip

atau garis besar cerita saja bersumber cerita

daerah setempat,

Ada naskah baku atau

naskah tertulis bersumber

cerita ramayana,

mahabarata dan cerita

panji (kebsaran raja-raja).

2

Seni peran dilakukan bergaya komikal, gaya

realistik, gaya agung serta bersifat spontan

tanpa latihan karena masing-masing

pemain sudah mengetahui jalan cerita dan

sering diulang-ulang. Pembagian peran

untuk masing-masing pemain bersifat multi

peran yang sudah terbina lama, alami dan

cenderung memiliki multi peran dapat:

menari, menyanyi, melawak, memainkan

musik dan bermain drama.

Seni peran dilakukan gaya

agung dengan persiapan

latihan yang matang dan

mapan. Pembagian peran

untuk masing-masing

pemain bersifat tipe

casting

atau penokohan

yang sudah dibagi dengan

jelas, pasti, dan terbina

sebagai: penari, penyanyi,

pelawak dan bermain

drama.

3

Seni peran lebih mengutamakan isi seni

(nilai pesan) dan mengusung fungsi terkait

adat istiadat dan unsur hiburan dari pada

mengedepankan keindahan bentuk seni

(estetis). Oleh karena itu tidak heran bahwa

kecenderung seni peran dalam pementasan

teater tradisional rakyat unsur-unsur seni

didalamnya bersifat tidak baku, banyak

pengulangan, sederhana, bersahaja, dan

spontan.

Seni peran lebih

mengedepankan seni

adiluhung yang baku (isi

seni dan nilai seni) dan

mengusung fungsi terkait

kebesaran raja, upacara

dan hiburan. Oleh karena

itu tidak heran bahwa

kecenderung seni peran

dalam pementasan teater

tradisional istana unsur-

unsur seni didalamnya

bersifat baku dan

terorganisir dengan baik.

Seni Budaya

161

4

Bahasa yang digunakan dalam

menyampaikan pesan cerita atau lakon

cenderung menggunakana bahasa daerah

yang bebas.

Bahasa yang digunakan

dalam menyampaikan

pesan cerita atau lakon

cenderung menggunakan

bahasa daerah yang ketat

atau menggunakan bahasa

dengan idiom-idiom

bahasa yang benar sesuai

kebutuhannya.

5

Peralatan kebutuan seni peran (

handprop

,

rias, busana dan asesoris) lebih sederhana,

tidak rumit dan menggunakan peralatan

seadanya.

Peralatan kebutuan seni

peran (

handprop

, rias,

busana dan asesoris)

lebih rumit, glamour dan

ekslusif.

6

Peristiwa pementasan melalui para

pemerannya dibangun penuh keakraban

dan tanpa jarak dengan penonton.

Peristiwa pementasan

dibangun penuh hidmat,

bersifat khusus keluarga

istana, dan cenderung

membangun prestise

citra raja dan kehormatan

istana.

Berdasarkan tabel di atas, bahwa seni teater yang kita miliki, utamanya

adalah teater tradisional yang merupakan kekayaan bangsa kita dan

memberikan inspirasi sebagai suatu gagasan untuk memahami keunikan dan

kekhasan dalam memdalami seni peran. Dimana seorang aktor atau pemain

dalam pementasan teater tradisional memiliki multi talenta; dapat menari,

menyannyi, main peran drama dalam suatu lakon sejarah dan atau kehidupan

keluarga, sehingga kekayaan teater tradisional yang dimiliki dapat dicintai

oleh pemiliknya atau penontonnya.

Namun demikian, kamu harus memahami bahwa belajar seni peran

sebagai unsur penting dalam seni teater, juga hendaklah mengetahui beberapa

unsur terkait seni peran. Unsur yang dimaksud adalah tubuh, suara, rasa,

pikir, dan artistik penunjang seni peran. Melalui pembelajaran dan latihan

yang sungguh-sungguh dalam penguasaan teknik seni peran dapat

memunculkan sosok peran yang menganggumkan, mempesona, mengigit,

memiliki

greget

, mengandung ruh dan peran menjadi hidup (menarik hati

penonton). Hal inilah sejatinya yang harus dilakukan oleh seorang pemain

atau aktor dalam seni teater.

162

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

B.

Unsur Seni Peran

Pada dasarnya seorang pemain dalam

membawa seni peran harus prima dan

mempesona di atas pentas. Sebagai rasa

tanggung jawab yang dipikulnya, maka seorang

pemain atau aktor, aktris untuk senatiasa selalu

mengasah kemampuan dirinya agar memiliki

kepekaan melalui proses latihan unsur seni

peran, yakni. tubuh, suara, dan rasa (penghayatan

yang melingkupinya.

Modal dasar seorang pemeran tidak sebatas

penguasaan tubuh, ekspresi mimik,

penghayatan, suara, dan kemampuan pikir yang

harus dimiliki. Akan tetapi dalam pembelajaran

seni peran perlu ditunjang dengan pengetahuan

dan pemahaman terhadap unsur-unsur

penunjang seni peran. Adapun unsur-unsur

penunjangnya yakni, memahami cerita atau

lakon, rias, busana, asesoris (kostum), peralatan

(

handprop

), irama permainan atau kepekaan musikalitas dan kepekaan ruang

(ruang spatial tubuh dan tempat bermain peran).

Pentingnya unsur-unsur seni peran adalah untuk memberikan

kesempurnaan dan totalitas ekspresi dalam membangun perwatakan peran

dan pesan moral yang diungkapkan seorang pemain dalam suatu hubungan

unsur. Hubungan seni peran yang dimaksud bahwa seorang pemain tidak

diam saja, duduk tertidur, berdiri kaku, melangkah seenaknya dan berbuat

sekehendak hati tanpa dorongan dan motivasi yang jelas dalam menciptakan

irama permainan secara bersama dan bekerja sama dengan kehadiran tokoh

dan atau unsur artistik lainnya.

Perlu kamu ingat kembali, inti dari seni teater adanya peran, pemain,

pelaku dengan media utamanya manusia. Inti dari cerita yang disampaikan

tokoh adalah konflik atau pertentangan yang dijalin oleh susunan cerita dalam

hubungan sebab akibat (plot cerita) dengan mengusung tema cerita. Adapun

tema cerita dimaksud yakni pertentangan; tokoh utama dengan tokoh yang

lainnya (

heroic

), tokoh utama dengan dirinya sendiri (psikologi), pertentangan

dengan lingkungannya (sosial) dan pertentangan dengan keyakinannnya

(religi). Tema-tema cerita atau lakon tersebut menjadi unsur penting dalam

membangun dan mengembangkan seni peran. Unsur-unsur seni peran dapat

dijelaskan berikut ini.

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.7 Cerita Ramayana

Karya Valmiki

Seni Budaya

163

1. Lakon

Kata lakon sama halnya dengan istilah ‘

ngalalakon-boga lalakon’

(dalam,

Bahasa Sunda), atau ‘

ngelelakon’

(dalam, Bahasa Jawa)

artinya melakukan,

melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh, biasanya tokoh atau

pemeran utama dengan kata-kata (

verbal

) atau tanpa berkata-kata (

non verbal

)

dalam suatu peran yang dibawakan.

Kedudukan lakon, cerita atau naskah merupakan unsur penting dalam

seni teater sebagai nyawa, nafas atau roh dalam menjalin hubungan cerita

(struktur cerita) melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang pemeran.

Lakon, cerita atau naskah teater adalah hasil karya seniman dan atau sastrawan

yang diwujudkan atau diangkat ke atas pentas teater. Lakon yang ditulis orang

lain (pengarang) di mata seniman teater merupakan bahan baku atau sumber

ide, gagasan dan pesan moral yang mengilhami untuk berkreativitas seni peran

melalui pementasan teater, salah satunya bersumber cerita atau lakon teater

tradisonal yang ada di daerahmu.

2. Unsur Penokohan atau Peran

Penokohan, peran atau kedudukan tokoh yang disajikan oleh seorang dan

atau beberapa pemain merupakan unsur penting dalam seni peran yang

bersumber dari lakon, cerita, dan naskah yang ditulis atau tidak ditulis oleh

seorang pengarang.

Penokohan didalam seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan

tokoh atau peran, antara lain:

Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni,

Confident, Raisonneur, dan Utility.

a.

Protagonis

adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemain utama

(boga

lalakon)

disebut sebagai tokoh putih.

Kedudukan tokoh utama adalah yang

menggerakan cerita hingga cerita memiliki peristiwa

dramatic (konflik.

pertentangan)

b. Antagonis

adalah lawan tokoh utama, atau penghambat pelaku utama, hal

ini

disebut sebagai tokoh hitam.

Kedudukan tokoh

Antagonis

adalah

yang

mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam

menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. Tokoh

Antagonis

dan

Protagonis

biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding

menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita.

c. Deutragonis

adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya

tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya.

Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan

nasihat kepada tokoh utama.

164

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

d. Foil

adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya

tokoh ini membantu tokoh

Antagonis

dalam menghambat itikad tokoh

utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan

nasihat yang memperburuk kondisi kepada tokoh

Antagonis.

e.

Tetragonis

adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain,

lebih bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kepada

kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik.

f. Confident

adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama.

Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh

diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton.

g. Raisonneur,

adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada

penonton.

h. Utilitty

adalah tokoh pembantu, baik dari kelompok hitam atau putih.

Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro (punakawan).

Kedudukan tokoh

utilitty

, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur,

penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh

ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan

mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan,

lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa

yang dibangun.

Perwatakan atau watak peran atau karakteristik yang dimiliki pemeran

atau pemain di dalam lakon adalah ciri-ciri, tanda-tanda, identitas secara

khusus bersifat pencitraan sebagai simbol yang dihadirkan peran, berupa;

status sosial, fisik, psikis, intelektual dan religi.

Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan

atau jabatan yang diemban peran dalam hidup bermasyarakat pada lingkup

lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata,

penggangguran, tukang becak, kusir, guru, mantri, kepala desa, camat, bupati,

gubernur, direktur atau presiden, dan seterusnya

Fisik sebagai ciri dari perwatakan, menerangkan ciri-ciri khusus tentang

jenis kelamin (laki-laki perempuan atau waria), kelengkapan pancaindra atau

keadaan kondisi tubuh (cantik-jelek, tinggi-pendek, kurus-buncit, kekar-

lembek, rambut hitam atau putih, buta, pincang, lengan patah, berpenyakit

atau sehat, dan lain-lain.

Psikis sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai

hal kejiwaan yang dialami pemeran, seperti; sakit ingatan atau normal, depresi,

traumatik, penyimpangan seksual, mudah lupa, pemarah, pemurah, penyantun,

pedit, pelit, dermawan, dan sebagainya

Seni Budaya

165

Intelektual sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus

mengenai hal sosok peran dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam

mengambil sebuah keputusan atau menjalankan tanggung jawab. Misalnya,

kecerdasan (pandai-bodoh, cepat tanggap-masa bodoh, tegas-kaku, lambat-

cepat-berpikir), kharismatik (gambaran sikap sesuai dengan kedudukan

jabatan), tanggung jawab (berani berbuat berani menanggung resiko, asalkan

dalam koridor yang benar). Unsur seni peran berikutnya adalah tubuh pemain

sebagai media ungkap wujud fisik dengan kelenturan dan ekspresi tubuhnya.

4. Unsur Tubuh

Tubuh dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan

unsur penting yang perlu dilakukan pengolahan atau pelatihan agar tubuh

kamu memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks atau

kepekaan tubuh. Untuk memperoleh tujuan dimaksud, seorang pemain harus

rajin dan disiplin melakukan olah tubuh sebagai materi penting yang akan

dibahas melalui teknik seni peran. Disamping memiliki kemampuan tubuh

yang memadai bagi seorang pemain, jangan lupa kamu harus sadar akan

potensi kamu dalam hal memfungsikan unsur suara atau vokal.

5. Unsur Suara

Suara atau bunyi yang dikeluarkan indra mulut dan hidung melalui rongga

dan pita suara adalah salah satu unsur seni peran yang berfungsi untuk

penyampaian pesan seni peran melalui bahasa verbal atau pengucapan kata-

kata. Unsur suara sebagai sarana dalam seni peran seni teater agar berfungsi

dengan baik dan memiliki manfaat ganda dalam menunjang seni peran perlu

dilakukan pengolahan berupa pelatihan terhadap unsur-unsur anggota tubuh

yang terkait dengan pernapasan dan pengucapan melalui teknik seni peran.

6. Unsur Penghayatan

Penghayatan adalah penjiwaan, mengisi suasana perasaan hati, kedalaman

sukma yang digali dan dilakukan seorang pemain ketika membawakan seni

peran nya di atas pentas. Unsur penghayatan dalam seni peran perlu mendapat

perhatian khusus, karena setiap pemain dalam membawakan seni peran nya

akan terasa berbeda. Sekalipun bersumber penokohan yang sama dari naskah

yang sama. Hal ini, sangat bergantung pada sejauhmana upaya pengalaman

seni peran dalam mengasah kepekaan sukma, sehingga memunculkan

kesadaran rasa simpati dan empati diri sendiri terhadap orang lain dan

kepekaan menanggapi peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Latihan untuk

166

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

memperoleh kepekaan rasa atau sukma atau pengaturan emosi bagi seorang

pemain dapat dilakukan melalui teknik olah rasa yang akan dibahas pada sub

bab seni peran selanjutnya.

7. Unsur Ruang

Ruang dalam seni peran merupakan unsur yang menunjukan tentang;

ruang imajiner yang diciptakan pemain dalam bentuk mengolah posisi tubuh

dengan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya; lebar (gerak besar),

sedang (gerak wajar), kecil (gerak menciut). Contohnya, gerak besar, biasanya

pemain memperoleh suasana; angkuh, sombong, menguasai, agung,

kebahagiaan, perpedaan status, dan atau marah. Adapun, ruang wajar dan

bersahaja biasanya dilakukan seorang pemain pada suasana; akrab, bersahaja,

status sama, damai, tenang, dan nyaman. Ruang seni peran yang dibangun

seorang pemain dengan gerak atau respon kecil, biasanya dilakukan dalam

suasana tertekan, sedih, takut, mengabdi, budak.

Memahami pengertian ruang secara umum adalah tempat, area, wilayah

untuk bermain peran dalam melakukan gerak diam (

pose

) atau gerak berpindah

(

movement

). Hal ini dapat dilakukan dengan pengolahan terhadap irama gerak

langkah (cepat, lambat dan sedang), garis dan arah langkah (horizontal,

vertikal, diagonal, zigzag, melingkar dan berputar atau melingkar dalam suatu

adegan peran.

8. Unsur Kostum

Pengertian kostum dalam seni peran adalah semua perlengkapan yang

dikenakan, menempel, melekat, mendandani untuk memperindah tubuh

pemain pada wujud lahiriah dalam aksi seni peran di atas pentas. Kostum

meliputi unsur; rias, busana, dan asesoris sebagai penguat, memperjelas

watak tokoh, baik secara fisikal, psikis, moral atau status sosial. Contohnya

dalam berpakaian, seperti; polisi, tentara, hansip, satpam, guru, kepala desa,

pejabat, rakyat, pengemis, wadam, dan anak sekolah.

9. Unsur

Property

Pemahaman

Property

dalam seni peran adalah

semua peralatan yang di-

gunakan pemain, baik yang dikenakan maupun yang tidak melekat ditubuh,

tetapi dapat diolah dengan menggunakan tangan (handprop

) dan berfungsi

untuk penguat watak atau karakter seorang pemain, seperti: tas, topi, cangk-

long, tongkat, pentungan, kipas, panah, dan busur, serta golok,

Seni Budaya

167

10. Unsur Musikal

Unsur musikal atau unsur pengisi, penguat, pembangun suasana laku seni

peran di atas pentas, meliputi; irama suasana hati atau sukma dalam

membangun irama permainan dengan lawan main, irama vokal, suara

pengucapan (

opera, gending karesmen

,

wayangwong

, dan seterusnya) sang

pemain, atau aktor, dan irama musik sebagai penguat karakter tokoh

(Astrajingga, Bodor, Semar, dan Raja) berupa; gending, musik, suara atau

bunyi dan

effek audio,

baik melalui iringan musik langsung

(live)

maupun

musik rekaman

(playback),

contohnya

Musik Kabaret, dan Musik Operet

.

Setelah kamu belajar tentang unsur seni peran, jawablah beberapa

pertanyaan di bawah ini!

1.

Apa saja yang termasuk unsur seni peran dalam seni teater?

2.

Apa perbedaan penokohan dan perwatakan di dalam seni peran?

3.

Apa yang dapat kamu lakukan setelah kamu mengetahui dan

memahami unsur-unsur seni peran?

Kamu telah mengetahui dan memahami unsur–unsur pemeranan sebagai

pengalaman kamu dalam meningkatkan kualitas pengalaman belajar dalam

memfungsikan potensi; wiraga, wirahma, wirasa dan wicara. Pembelajaran

berikutnya kamu diharapkan dapat mengolah kemampuan seni peran,

melalui praktik dan latihan teknik seni peran dengan terstruktur dan

terbimbing dengan guru agar kamu memiliki penguasaan dan kepekaan

dalam seni peran!

168

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

C.

Teknik Dasar Seni Peran

Teknik adalah cara, metode dan strategi

dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu

kegiatan dengan baik dan benar atau aman.

Teknik seni peran dapat kamu pahami

sebagai suatu cara, metode atau cara untuk

mengoptimalkan keterampilan potensi

pikir, perasaan, vokal dan tubuhnya dalam

membawakan peran atau tokoh dengan totalitas

dan penuh kesadaran, sehingga diperoleh

manfaat dalam meningkatkan akting atau

seni peran dari suatu tokoh atau peran yang

diekspresikan.

Belajar seni peran tidak dapat lepas dari

beberapa unsur di dalamnya. Unsur-unsur seni

peran dapat kamu ketahui melalui pembelajaran

teori dan praktik dengan materi berupa

penguasaan teknik seni peran: olah tubuh, olah

suara, olah rasa dan tentang Ruang dengan

beberapa unsur pendalam dengan bimbingan

guru.

Pembelajaran teknik dasar seni peran dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan

yang dilakukan oleh beberapa pakar seni teater

(Boleslavsky, 1975; Stanislavsky,1980; Arayana,

2005: Rendra, 1913) aplikasinya dilakukan

melalui tahapan-tahapan teknik seni peran

sebagai berikut.

Hal ini dilakukan agar kamu memiliki;

ketahanan tubuh, suara yang memadai

dan kepekaan rasa dalam mencapai tujuan

pembelajaran agar berpengalaman dalam seni

peran atau akting.

1. Olah Tubuh

Olah tubuh merupakan pembelajaran

praktik melalui pengolahan atau pelatihan

agar tubuh kamu memiliki; stamina yang kuat,

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.8 Gerak Kepala Teknik Olah

Tubuh Teater

Sumber: Dok. Agus Supriyatna, 2016

Gambar 7.9 Gerak Mata Teknik Olah

Tubu h

Arah Gerakan Kepala

Seni Budaya

169

kelenturan tubuh dan daya refleks tubuh. Dalam

hal ini jelas, kamu harus memakai pakaian

(pakaian olah raga).

a.

Stamina / Kekuatan Tubuh

Kekuatan tubuh adalah cara bagaimana

melatih terhadap tubuh agar kamu memiliki

ketahanan fisik dan pernapasan yang sehat.

Latihannya,

kamu dengan bimbingan guru

berlari beberapa keliling sesuai dengan luas

lapangan atau sesuai dengan luas ruangan (kalau

di dalam gedung). Latihan pernapasan, dengan

menarik dan membuang udara pernapasan

melalui hidung dengan dada, diagfrahma

dan perut kembung kempis. Setelah kamu

melakukan pengolahan daya tubuh dilanjutkan

dengan aktivitas peregangan bagian otot tubuh

b.

Streching / Peregangan

Peregangan adalah pengolahan atau latihan pada bagian otot-otot tubuh

agar lentur dan memiliki daya gerak

refleks

.

Latihannya,

kamu dengan bimbingan guru, mulai dari; mata, mulut, muka,

leher, bahu, dada, pinggul, pantat, lengan, pergelangan tangan, jari tangan,

paha, kaki, dengkul kaki, betis, engkel kaki, tumit, dengan cara digerakan-

gerakan atas-bawah, kanan-kiri, putaran, ke luar-ke dalam atau dengan cara

penguncian dengan 2 x 8 hitungan. Setelah melakukan peregangan latihan

dilanjutkan dengan menjaga keseimbangan tubuh.

c.

Keseimbangan tubuh

Pelatihan keseimbangan tubuh membekali kamu agar dilatih kemampuan

otak dalam menguasai tubuhnya.Tumpuan keseimbangan ini penekanan pada

kekuatan kaki.

Latihannya,

kamu bersama guru melakukan gerakan berdiri dengan dua

kaki, satu kaki, dengan posisi tangan bisa di pinggang atau lepas seperti terbang.

Cara latihannya dengan diam beberapa hitungan, berdiri atas bawah atau

dengan penguncian atau dengan

staccato

(patah-patah). Setelah melakukan

latihan keseimbangan tubuh dilanjutkan pada olah suara.

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.10 Gerak Jari Tangan Teknik

Olah Tubuh.

Arah Gerakan Jari Tangan

170

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

2.

Olah Suara

Olah suara merupakan praktik pengolahan

atau pelatihan elemen-elemen yang berhubungan

dengan suara melalui teknik pernapasan dan

pengucapan agar kamu memiliki; artikulasi

yang jelas, intonasi suara, dinamika suara, dan

kekuatan suara.

a.

Artikulasi

Artikulasi dapat diartikan kejelasan dalam

pengucapan kata-kata agar apa yang dikatakan

menjadi jelas dengan apa yang diterima

pendengarnya.

Latihannya

, kamu dengan bimbingan guru melakukan pengucapan kata-

kata bersuara atau tidak bersuara dengan tempo yang berbeda-beda untuk

membantu pengolahan suara melalui mulut dan bibir secara diulang dengan

pernapasan yang teratur. Berikutnya latihan kamu terfokus pada materi

intonasi.

b. Intonasi

Intonasi suara adalah irama suara dengan penekanan mengucapkan kata-

kata sehingga dihasilkan pengucapannya yang tidak monoton atau kesan datar.

Latihannya,

kamu dengan bimbingan guru dengan mengucapkan sebuah

kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan tekanan

pada salah satu kata yang dianggap penting.

Contohnya :

Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata pagi ini)

Pagi ini hujan

tidak turun. (penekanan pada kata hujan)

Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata tidak turun).

Setelah kamu berlatih intonasi dilanjutkan pada penguasaan materi dinamika.

c. Dinamika

Dinamika suara adalah tempo pengucapan suara; cepat-lambat-sedang

(wajar) dari suatu kata dan atau kalimat.

Latihannya

, kamu dengan bimbingan guru dengan mengucapkan

sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan

perubahan tempo pengucapan pada salah satu kata yang dianggap penting.

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.11 Gerak Lidah Teknik Olah

Suara

Seni Budaya

171

Contohnya:

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan cepat)

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan lambat)

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan sedang).

Latihan tempo pengucapan telah kamu lakukan, selanjutnya latihlah kekuatan

suara kamu.

d.

Power / Kekuatan

Kekuatan suara adalah keras lemahnya suara yang dihasilkan dari

pengucapan suatu kata atau kalimat.

Latihannya

, kamu dengan bimbingan guru mengucapkan sebuah kalimat

atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan pengucapan

terdengar tidaknya apa yang kamu katakan, tetapi tidak berteriak.

Contohnya:

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan suara keras)

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan suara lemah)

3. Olah Rasa

Olah rasa adalah suatu proses latihan yang

menempatkan perasaan sebagai objek utama

dari pengolahan / latihan.

Latihan

dilakukan untuk menggali “Potensi

dalam” agar dapat diatur dan dikendalikan

sesuai dengan kebutuhan emosi peran.

Fungsi latihan Olah Rasa disisi lain akan

mampu membangun kejujuran rohani dan

pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat

dan membatasi. Selanjutnya pembebasan

tersebut diharapkan membantu sikap perasaan

untuk melahirkan ide-ide/ilham dan kreativitas

seni peran.

Sumber: Dok penulis

Penghayatan

Teknik Olah Sukma atau Kepekaan Rasa

Gambar 7.12 Eksplorasi

172

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

Adapun materi latihan yang kamu harus lakukan antara lain:

a.

Teknik Konsentrasi

Konsentrasi merupakan “Gerbang“ yang sangat menentukan kelangsungan

mengatur dan mengendalikan fenomena psikologis seorang aktor dalam

menguasai peran. Pada bagian ini (konsentrasi) seorang aktor akan berupaya

meng-Alienansi (mengasingkan) dirinya dari kehidupan nyata yang dijalaninya

sehari-hari untuk selanjutnya dia akan menimbulkan segala cipta, rasa, dan

karsanya pada satu pusat perhatian.

Pada dasarnya ajaran konsentrasi merupakan ajaran tentang penguasaan /

pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita terhadap apa yang

akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan.

Unsur-unsur penting fenomena psikologis dalam sentuhan konsentrasi

antara lain: Pembebasan dari pengendalian diri, kejujuran dan kepasrahan

hati, kepekaan rasa, kesiapan dan kekuatan mental, pemusatan pikiran dan

perhatian.

Latihan dapat kamu lakukan dengan cara:

• Latihan mengosongkan pikiran,

• Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya, lilin yang menyala,

bunga, kursi, warna, bunyi, suara, kucing, harimau, dan seterusnya,

• Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal.

b. Pengindraan

Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi terhadap

berbagai hal terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu berikut.

• Mata, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi“ terhadap

objek-objek penglihatan (visual).

• Hidung, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi“ terhadap

objek-objek aroma (penciuman).

• Telinga, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi “ terhadap

objek-objek suara / bunyi (pendengaran).

• Lidah, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi“ terhadap rasa

(taste) manis, asin, pahit, masam (pengecapan).

• Tubuh, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi“ terhadap

sentuhan / rabaan.

Seni Budaya

173

Seluruh kemampuan panca indra yang berkaitan dengan olah rasa

senantiasa ditujukan untuk membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir

sebagai rangsangan emosi dalam teknik seni peran.

c.

Kepekaan Rasa

Tahapan pembelajaran/ latihan pada bagian ini merupakan tujuan utama

dari latihan Olah Rasa, dimana sejak diawali tahapan : Konsentrasi, meditasi

dan pengindraan maka diharapkan kamu memiliki suatu kepekaan sukma

/ rasa atau penghayatan batin yang mampu menghadirkan keterampilan

mengatur/ mengendalikan permainan emosi kapan saja bila diperlukan.

Rasa/ sukma adalah kekuatan “ Dalam “ dari pada aktor yang kemudian

ditampilkan kepada penonton melalui media-media : mime/ mimik (air

muka),

gesture

(gerak-gerik tubuh), emosi suara (dialog), laku dramatik dan

karakter atau perwatakan.

Media-media di atas secara langsung atau tidak langsung mutlak dapat

dihadirkan karena ada dorongan perasaan yang melatarbelakanginya.

Dorongan perasaan tersebut diantaranya melalui latihan kepekaan emosi: rasa

sedih, rasa takut, rasa marah, rasa gembira, rasa benci.

d. Imajinasi

Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal sebagai

hasil kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaan

(metaforik) terhadap binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil sebuah

perenungan mendalam yang mampu menghadirkan khayalan positif.

Latihan dapat kamu lakukan dengan bimbingan guru:

• Berimajinasi melakukan kegiatan keseharian, seperti : orang bertemu

(jabat tangan – memeluk), orang berpisah jauh (melambaikan tangan),

orang berpapasan (senyum–membungkuknya badan), dan seterusnya

• Berimajinasi dengan berbuat seolah-olah menirukan gerakan atau

jalan manusia, binatang: orang lumpuh, orang pincang, orang tua,

anak muda, bayi, harimau, kucing, kanguru, bangau, kera, dan seterusnya

• Berimajinasi dengan andai aku menjadi (metaforik): angin, air, suara,

benda tertentu, matahari, bulan, bintang, pohon, burung, dan seterusnya

174

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

4. Ruang

Pengertian ruang dalam seni teater adalah

tempat bermain peran (

acting

) dengan lingkup

peralatan dan sett dekorasi yang dihadirkan

di atas pentas. Tempat bermain peran dapat

dilakukan di lapang, di dalam kelas atau khusus

diciptakan di atas panggung pementasan.

Ruangan ini oleh pemain harus diisi dan

dihidupkan menjadi satu kesatuan yang utuh,

sehingga mendukung peran yang dibawakan.

Teknik di dalam mengisi dan menghidupkan

ruang bagi seorang pemain adalah kemampuan

merespons kepekaan;

blocking, moving, businees,

leveling

terhadap ruang dan lawan main.

a. Blocking

Blocking

berhubungan dengan latihan-

latihan untuk mendukung elemen artistik,

dimana para pemain harus memiliki

kepekaan

ruang.

Artinya para calon aktor harus dilatih

bagaimana

memposisikan dirinya

pada wilayah

pentas, apabila pentas di isi lebih dari 1 (satu)

orang pemain.

Untuk pembagian wilayah pentas atau tempat yang perlu diketahui oleh

kamu, pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga wilayah, sembilan wilayah dan

atau 16 wilayah, dengan perhitungan semakin ke belakang panggung atau

pentas harus dilakukan dengan peninggian panggung atau dilakukan

leveling

.

Keterangan :

1. KaDP

= Kanan Depan Pentas

6. KaTP

=

Kanan Tengah Pentas

2. DTP

= Depan Tengah Pentas

7. KaBP

=

Kanan Belakang Pentas

3. KiDP

= Kiri Depan Pentas

8. BTP

=

Belakang Tengah Pentas

4. KiTP

= Kiri Tengah Pentas

9. KiBP

=

Kiri Belakang Pentas

5. Centre =

Pusat Pentas

b. Movement

Movement

artinya bergerak, pergerakan atau berpindahan tempat.

Kata

Moving

dikenal juga dengan

Movement

yakni pergerakan atau

pindah tempat yang dilakukan oleh pemain di atas pentas. Pergerakan

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.13 Arena Terbuka

sebagai Tempat Pertunjukan

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.14 Wilayah Pentas

Seni Budaya

175

atau perpindahan tempat bagi seorang pemain dapat dilakukan ke depan,

ke samping, ke belakang, mendekat atau menjauh asalkan perpindahan

yang dilakukan pemain tidak menutup atau menghalangi pemain lain.

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.15

Movement

Diagonal. Arah Kanan Area Panggung

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.16

Movement

Melingkar Kanan Area Panggung

Movement

dapat kamu lakukan dengan cara :

1)

Lintasan ke depan pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal,

lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.

2)

Lintasan ke belakang pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal,

lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.

3)

Lintasan ke depan pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal,

lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.

176

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

4)

Lintasan ke belakang pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal,

lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.

5)

Lintasan ke samping pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal,

lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.

6)

Lintasan mendekat – menjauh dari pemain, dengan garis lintasan;

lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau

gabungan.

7)

Lintasan menjauh – mendekat kepada pemain, dengan garis lintasan;

lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau

gabungan.

Keterangan :

Lurus Horizontal

=

Lurus Vertikal

=

Lurus Diagonal

=

Melingkar

=

Zigzag

=

c. Businees

Businees

atau bisnis adalah usaha yang

dilakukan pemain dalam membunuh dari rasa

membosankan atau kejenuhan atau kebingungan

atau kekakuan dalam berbuat sesuatu dalam

mengisi luang atau kekosongan waktu yang ada.

Dengan kata lain bahwa

Businees

adalah suatu

tindakan atau upaya menanggapi terhadap peran

yang dibawakan dengan bantuan

handprop

atau

peralatan tangan (benda yang digunakan),

seperti; mengambil pisang ------ dialog ---- dikupas -------dialog -------

dimakan ------ buang kulit pisang ----- dialog dan seterusnya. Contoh-contoh

Businees

dalam bermain peran sangat bergantung pada peran yang dibawakan

dengan daya dukung

handprop

apa yang memungkinkan, seperti; memainkan

topi, memainkan tongkat, memainkan dasi, memainkan alat musik, memakai

dan membuka sepatu, baju, dan kaos kaki.

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.17

Businees

dalam

Pemeranan

Seni Budaya

177

d. Leveling

Istilah

leveling

dari asal kata tingkatan

atau undak-undak. Oleh karena itu dalam

konteks seni peran (teater) leveling merupakan

pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang

pentas. Pengaturan tinggi rendah pemain, baik

personal maupun

grouping

selalu dilakukan

bahwa pemain yang berada di belakang pemain

lain hendaknya memiliki kesadaran harus lebih

tinggi dan pemain yang berada di depannya

memberikan level lebih rendah agar keduanya

tampak menguntungkan untuk terlihat oleh

penonton.

Sesungguhnya bagi pementasan apapun termasuk seni teater,

audience

(penonton) akan mendapat kesan mendalam apabila menonton sebuah

pementasan yang baik, manakala pementasan tersebut dimainkan oleh para

pemain yang berkarakter. Pelaksanaan latihan teknik lakon dramatik atau

karakter pada bagian akhir digunakan naskah atau skenario, dan tema lakon

atau tema cerita yang dibawakan sebagai sumber acuan.

Sumber: Dok penulis

Gambar 7.18 Leveling

Dalam Adegan Pemeranan

Setelah kamu belajar tentang teknik seni peran, jawablah beberapa

pertanyaan di bawah ini!

Apa saja yang kamu ketahui tentang teknik seni peran?

Jelaskan hubungan teknik seni peran dengan watak tokoh yang dibawakan!

Kamu telah memahami dan berpraktik seni peran melalui materi teknik

seni peran sebagai pengalaman kamu dalam mengasah dan meningkatkan

kualitas potensi unsur–unsur seni peran. Selanjutnya, kamu melalui

latihan kelompok, yang terstruktur dan bimbingan dari guru dan teman

kamu, ajak untuk berkreativitas seni peran sesuai dengan watak tokoh

yang akan kamu tampilkan yang bersumber dari naskah lakon teater

tradisional yang dibaca dan ditentukan bersama!

178

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

D. Kreativitas Seni Peran

Kreativitas seni peran adalah suatu metode atau cara untuk mengoptimalkan

kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran seni

peran terhadap penguasaan dan pengolahan; tubuh, suara, sukma dan pikir

yang dimiliki siswa dengan totalitas, penuh kesadaran, dan tanggung jawab

atas peran yang diembannya. Semua ini dilakukan sehingga diperoleh manfaat

ganda, berupa: kebugaran, kecerdasan dan terjadi peningkatan kualitas dalam

seni peran dari suatu watak tokoh yang dibawakan.

Pembelajaran seni teater melalui kreativitas seni peran dapat kamu

lakukan dengan menggunakan keberanian

trial and error

dan mau melakukan

pembelajaran dengan memulai analisis peran sebagai berikut:

Analisis Peran

Analisis artinya mengurai, memecah atau membedah sesuatu hal

berdasarkan kaidah ilmiah dengan memfungsinya daya pikir kamu. Analisis

peran dalam seni teater adalah kemampuan kamu untuk mengurai dan

menghubungkan tokoh yang ada di dalam naskah yang kamu baca, dan yang

akan teman kamu perankan dengan tokoh yang kamu akan bawakan dalam

bentuk seni peran. Kegiatan analisis peran atau penokohan dari sumber

naskah yang kamu baca dituangkan dalam bentuk

draf

atau format analisis

peran. Adapun

draf

atau format analisis tokoh atau peran, dapat kamu simak

dan lakukan analisi tokoh sesuai dengan formal tabel berikut ini.

Setelah kamu memilih, menentukan dan atau menggunakan potongan

lakon bersumber cerita dari teater tradisional yang ada di daerahmu,

lakukan analisis seni peran sesuai watak tokoh dengan ketertarikan kamu

atau pembagian peran dalam kelompok kamu dengan langkah-langkah

analisis peran sebagai berikut.

Tabel 7.2

Analisis Peran

Lakon :

Nama Kelompok: ...................

No.

Babak/

Adegan

Nama

Tokoh

Kedudukan/

Status Tokoh

Ciri-

Ciri

Fisik

Ciri-

Ciri

Psikis

Rias

To

-

koh

Busana

Tokoh

Pera

-

latan

Tokoh

1

Seni Budaya

179

No.

Babak/

Adegan

Nama

Tokoh

Kedudukan/

Status Tokoh

Ciri-

Ciri

Fisik

Ciri-

Ciri

Psikis

Rias

To

-

koh

Busana

Tokoh

Pera

-

latan

Tokoh

2

3

4

5

6

Dst

Dst

Dst

Dst

Dst

Dst

Dst

Dst

Keuntungan seorang pemain dengan membuat analisis tokoh adalah untuk

memudahkan koordinasi kerja dalam melakukan latihan seni peran secara

bersama dalam hal membangun kesamaan visi dan misi seni peran yang akan

ditampilkan oleh pemain tokoh lain dalam kelompok kamu. Adapun tujuan

akhirnya dengan melakukan analisis peran adalah terciptanya; keutuhan,

keterpaduan dan keharmonisan seni peran sesuai dengan watak tokoh dari

naskah yang kamu dan kelompok kamu akan tampilkan. Langkah selanjutnya

dalam kreativitas seni peran adalah melakukan latihan bersifat individu dan

kelompok, hingga melakukan presentasi seni peran lisan dan tulisan secara

kelompok.

1.

Sebelum berlatih seni peran dibiasakan melakukan olah tubuh atau

minimal pemanasan, peregangan dan melatih ekspresi: tubuh, wajah,

mulut, vokal dan sukma yang kamu akan gunakan dalam mengeklorasi

watak tokoh dalam seni peran .

2.

Bacalah naskah dibawah ini sampai akhir atau tuntas secara sendiri atau

kelompok (langkah

reading)

!

3.

Lakukan pemilihan dan penentuan peran atau tokoh (

casting

peran) yang

sesuai dengan keinginanmu atau berdasarkan pembagian kelompok yang

dibentuk!

4.

Lakukan analisis tokoh dan perwatakana sesuai dengan peran yang akan

kamu bawakan berdasarkan petunjuk naskah (pengarang) atau tanda-

tanda yang diungkapkan dari kata-kata melalui dialog tokoh di dalam

naskah!

5.

Lakukan observasi tokoh dan perwatakan sesuai dengan peran yang akan

kamu dan temanmu bawakan berdasarkan pengamatan kamu terhadap

orang-orang di lingkungan sekitar dengan keunikan, kekhasan, dan

memiliki daya pesona atau greget.

180

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

6. Hafalkan

dialog

(percakapan antartokoh) dan

ekplorasi

(menggali) gerak

tubuh, suara, dan penghayatan peran berdasarkan tokoh yang kamu akan

bawakan berdasarkan naskah!

7.

Setelah hafal naskah dan mengetahui tanda akhir dialog lawan main

seni peran, lakukan olah atau eksplorasi ruang berupa:

bloking, moving,

business, leveling

, waktu, dan suasana dalam membangun irama permainan

kelompok.

8.

Setelah lepas naskah,

ekplorasi

melalui teknik seni peran dan eksplorasi

terhadap unsur penunjang seni peran (rias, busana, dan property).

Selanjutnya kegiatan kamu adalah menyeleksi, dan menyusun ekspreasi

seni peran sesuai watak tokoh yang dibawakan dalam latihan kelompok!

9.

Menyongsong minggu terakhir penampilan, kamu dan kelompok kamu

harus melakukan kegiatan membentuk:

gladi kotor

dan

gladi bersih

di tempat, di kelas, atau di panggung yang akan kamu gunakan untuk

menampilkan kreativitas seni peran dalam seni teater secara kelompok.

10.

Akhirnya kelompok kamu mempresentasikan dan memaknai pembelaja-

ran seni peran sebagai hasil analisis watak tokoh dalam bentuk tulisan

dan bermain seni peran dengan watak tokoh yang kamu bawakan secara

individu dan kelompok sebagai hasil dalam berkreativitas seni peran.

Pada prinsipnya bahwa kreativitas dalam seni peran adalah berupa

prosedur atau tahapan dalam proses implementasi pembelajaran seni peran

sesuai watak tokoh dengan naskah yang kamu baca! Untuk memperoleh

hasil seni peran yang maksimal kamu harus melakukan tahapan dan langkah-

langkah pembelajaran yang disarankan guru.

Kreativitas seni peran dalam seni teater melalui langkah-langkah

pembelajaran dapat disarikan sebagai berikut.

1.

Memilih dan menentukan lakon

2.

Membaca naskah lakon (

reading

)

3.

Pembagian peran/tokoh (

casting

peran)

4.

Menganalisis peran/tokoh

5.

Menghapal naskah lakon

6.

Mengamati watak tokoh bersumber teater tradisional yang ada di

daerahmu atau dari orang-orang disekitarmu

Seni Budaya

181

7.

Mengeksplorasi seni peran dengan dialog dan teknik seni peran

melalui latihan individu dan kelompok

8.

Menyeleksi watak tokoh seni peran

9.

Menyusun dan membangun watak/ karakter tokoh seni peran,

10.

Menggabungkan seni peran dalam latihan kelompok,

11.

Membentuk seni peran (gladi kotor dan gladi bersih) sebagai

hasil latihan kelompok

12.

Menampilkan seni peran kelompok dengan lisan (praktik seni

peran) dan tulisan konsep seni peran)

Setelah kamu belajar tentang lingkup dan kreativitas seni peran melalui

aktivitas; analisis watak tokoh, proses latihan dan menampilkan seni peran

bersumber lakon teater tradisional yang dipilih oleh kelompok kamu, isi-

lah kolom tabel di bawah ini dengan V (Cheklis)!

E.

EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Penilaian Pribadi

Nama

: .........................................

Kelas

: .........................................

Semester

: .........................................

Waktu penilaian

: .........................................

No

Pernyataan

1

Saya berusaha belajar seni peran dengan sungguh-sungguh.

Ya

Tidak

2

Saya mengikuti pembelajaran seni peran dengan tanggung jawab.

Ya

Tidak

3

Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu.

Ya

Tidak

4

Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami.

Ya

Tidak

182

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

No

Pernyataan

5

Saya berperan aktif dalam kelompok.

Ya

Tidak

6

Saya menyerahkan tugas tepat waktu.

Ya

Tidak

7

Saya menghargai keunikan perilaku manusia di daerah saya.

Ya

Tidak

8

Saya menghormati dan menghargai orang tua.

Ya

Tidak

9

Saya menghormati dan menghargai teman.

Ya

Tidak

10

Saya menghormati dan menghargai guru.

Ya

Tidak

2. Penilaian Antarteman

Nama

: .........................................

Kelas

: .........................................

Semester

: .........................................

Waktu penilaian

: .........................................

No

Pernyataan

1

Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh

Ya

Tidak

2

Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian

Ya

Tidak

3

Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu

Ya

Tidak

4

Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami

Ya

Tidak

5

Berperan aktif dalam kelompok

Ya

Tidak

Seni Budaya

183

No

Pernyataan

6

Menyerahkan tugas tepat waktu

Ya

Tidak

7

Menghargai keunikan ragam dan bentuk teater

Ya

Tidak

8

Menguasai dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik

Ya

Tidak

9

Menghormati dan menghargai teman

Ya

Tidak

10

Menghormati dan menghargai guru

Ya

Tidak

F.

Rangkuman

Seni peran

atau seni akting merupakan unsur utama dalam seni teater.

Seni peran adalah ilmu dan seni dalam membawakan suatu peran atau sosok

tokoh yang dijalin oleh lakon atau cerita yang mengandung konflik. Seni peran

adalah keterampilan dalam melakukan, bertindak, berbuat seolah-olah

menjadi dengan karakter peran sesuai lakon yang dibawakan di atas pentas

secara tepat, logis, etis, estetis, dan mempesona. Seni peran dilakukan oleh

seorang atau beberapa orang pemain. Pemain dalam seni teater disebut juga

dengan istilah tokoh, aktor, aktris, atau pemain. Seorang pemain yang baik

harus; rajin berlatih, bekerja sama, berinisiatif, menguasai unsur dan teknik

seni peran, serta memiliki kesadaran akan potensi (kelebihan dan kekurangan)

diri sendiri dan potensi teman dalam menciptakan irama dan suasana

permainan dalam seni peran.

Ragam

seni peran dalam pementasan teater tradisional, dapat dibedakan

dalam gaya; komikal, realistik dan, agung.

Unsur

seni peran meliputi ekspresi tubuh, ekspresi wajah, ekspresi suara,

ekspresi irama permainan seni peran, penghayatan peran, kostum (rias,

busana, dan

asesoris

) dan peralatan (

handprop

) pemain.

Teknik

dasar seni peran meliputi; olah tubuh, olah suara, dan olah rasa/

sukma.

Kreativitas

seni peran dalam seni teater dapat dilakukan dengan langkah-

langkah atau prosedur sebagai berikut: Memilih dan menentukan lakon,

184

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

membaca lakon (

reading

), pembagian peran (

casting

peran), menganalisis

peran, menghafal lakon, mengamati karakter peran dari orang-orang

disekitarmu, mengeksplorasi seni peran dengan dialog dan teknik seni peran

melalui latihan individu dan kelompok, menyeleksi karakter peran, menyusun

karakter peran, menggabungkan karakter peran dengan unsur seni peran

dalam latihan kelompok, membentuk (

gladi kotor

dan

gladi bersih

) seni peran

sebagai hasil latihan kelompok, menampilkan seni peran kelompok dengan

lisan dan tulisan, serta mengevaluasi pembelajaran seni peran.

G.

Refleksi

Keragaman dan keunikan karakteristik peran yang hadir dalam kehidupan

di masyarakat merupakan sumber gagasan dalam mengembangkan seni peran.

Dengan mengetahui karakter peran yang dibawakan dalam pembelajaran seni

peran merupakan suatu pemahaman dan kesadaran bahwa manusia diciptakan

Tuhan memiliki kecenderungan perilaku dan kedudukan sosial yang berbeda

di mata manusia tetapi memiliki kedudukan yang sama sebagai hamba

dihadapan Tuhan.

Dengan belajar seni peran sebagai inti dari seni teater (tradisional) dapat

dimaknai dan syukuri bahwa secara tidak langsung kita belajar untuk

memahami kehidupan dari kita dan dari orang lain. Oleh karena itu, kita

(manusia) dengan segenap potensi (kelebihan dan kekurangan) kita yang

dianugrahi Tuhan, berupa; pikir, tubuh, suara, kehalusan rasa, kekayaan seni,

budaya dan lingkungan sosial yang menyertainya sudah sepantasnya untuk

menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin untuk kemaslahatan

umat manusia, bangsa dan negara dengan cara bekerja sama, bersikap simpati

dan em

pati terhadap sesama mahluk dan ciptaan Tuhan.

H.

Uji Kompetensi

Kegiatan akhir pembelajaran seni peran perlu kiranya dilakukan evaluasi

berupa uji kompetensi terhadap kamu, baik teori maupun praktik.

Setelah mempelajari lingkup seni peran dan mengetahui langkah-langkah

kreativitas dalam seni peran, coba presentasikan konsep dan praktik

seni peran secara kelompok dengan lisan dan tulisan bersumber ceritera

daerah atau lakon teater tradisional yang ada di daerahmu dan kamu akan

tampilkan !